Diare pada anak adalah masalah kesehatan yang cukup sering terjadi pada si Kecil. Meski demikian, diare kerap kali bukan merupakan masalah kesehatan yang berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya, terutama untuk diare yang tidak terkait dengan infeksi atau penyakit lainnya.
Makanya, Moms perlu tahu perbedaan kondisi BAB normal pada si Kecil dan bagaimana cara membedakannya dengan kondisi BAB diare pada anak. Jika anak bab 3 kali sehari normalkah? Mari kita bahas dalam artikel ini.
Ketika anak mencret dengan frekuensi normal BAB anak 2 tahun yang tinggi hingga lebih dari tiga kali sehari, maka bisa menjadi tanda bahwa si Kecil sedang menderita diare.1 Sementara jika frekuensinya kurang dari itu, kemungkinan bukan diare.
Diare anak-anak umumnya terjadi mulai dari usia 6 bulan hingga lima tahun. Selain frekuensi, perbedaan BAB normal dan diare pada anak biasanya terletak pada bentuk, warna, dan konsistensinya. Untuk tahu mengenai hal ini, berikut beberapa info yang wajib Moms simak!
Perbedaan BAB Normal vs. Diare Pada Anak
BAB normal pada umumnya berwarna cokelat hingga cokelat gelap dengan aroma bau yang kuat dan tidak sakit ketika dikeluarkan. Teksturnya sendiri lembek hingga sedikit keras dan keluar dalam satu potongan besar atau 2-3 potongan kecil. Pada sistem pencernaan normal, si Kecil biasanya frekuensi BAB 1-2 kali per hari. Setiap individu juga memiliki karakteristik feses yang khas, sehingga Moms yang biasa merawat akan menyadari jika terjadi perubahan pada karakteristik feses si Kecil.2
Sementara itu untuk feses si Kecil yang mengalami diare, biasanya beraroma lebih buruk dan berwarna lebih pucat. Selain itu, Moms bisa melihat tekstur BAB lembek pada anak 2 tahun dan potongan-potongan makanan yang baru dimakan yang belum tercerna dengan baik oleh sistem pencernaan.3
Diare pada anak sendiri bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri, infeksi virus, kesulitan mencerna makanan, alergi makanan, parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan, reaksi terhadap obat, penyakit pada usus, gangguan pencernaan, batu empedu atau terjadinya operasi pada perut.
Ketika terjadi diare, Moms bisa melihat tanda pada anak-anak yang mengalami gejala kram perut, sakit perut, kembung atau bengkak, mual, demam, feses berdarah, atau dehidrasi. Beberapa gejala merujuk pada gangguan yang lebih besar. Jika terjadi, maka segera hubungi dokter. Namun, diare sendiri biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Cara mencegah dan mengatasi diare pada anak
Meskipun hal yang umum terjadi, namun diare pada anak bisa dicegah. Meski tidak 100%, namun upaya-upaya pencegahan seperti banyak minum air putih; menjaga kebersihan sanitasi; rutin mencuci tangan dengan sabun; menerapkan kebiasaan bersih; maupun vaksinasi rotavirus dapat ditempuh di rumah.
Jika diare sudah terjadi, maka cara mengatasi diare pada anak di rumah yang bisa Moms lakukan adalah:4
1. Rehidrasi
Konsumsi ORS atau cairan rehidrasi oral yang merupakan campuran antara air, garam, dan gula seperti oralit dapat diberikan untuk mengganti cairan yang hilang. Cairan ini diserap di usus kecil dan mengganti air serta elektrolit yang hilang dalam feses. Rehidrasi juga bisa dilakukan melalui infus pada kondisi dehidrasi parah atau kejang.
2. Suplemen zinc
Suplemen zinc dapat mengurangi durasi diare hingga 25% dan terkait dengan berkurangnya volume feses sebanyak 30%.
3. Sesuaikan asupan makanan
Jika anak 2 tahun sering bab tapi tidak mencret, berikan si Kecil makanan yang lebih ringan dan tawar. Hindari pemberian makanan pedas dan berminyak.
4. Berikan probiotik
Bakteri probiotik adalah bakteri yang baik untuk pencernaan si Kecil. Menurut riset, probiotik juga dapat mengurangi dan meredakan diare pada anak dengan lebih cepat terutama pada diare yang disebabkan oleh konsumsi antibiotik.5
Lactobacillus reuteri atau L. reuteri menjadi salah satu probiotik yang dapat mencegah maupun mengobati masalah dalam sistem pencernaan seperti yang menyebabkan muntah dan diare pada anak. Untuk itu, Moms bisa memberi si Kecil dengan makanan atau minuman yang mengandung L. reuteri.
LACTOGROW 3 adalah salah satu susu pertumbuhan yang mengandung nutrisi untuk si Kecil. Dalam segelas susu LACTOGROW 3, si Kecil mendapatkan manfaat nutrisi seperti serat pangan (inulin) dan L. reuteri, serta 13 vitamin & 7 mineral yang merupakan sumber zat besi & tinggi vitamin C, tinggi kalsium maupun vitamin D, sumber protein, serta minyak ikan dan omega 3 & 6.
LACTOGROW 3 untuk anak berusia 1-3 tahun tersedia dalam rasa Original (350-750 gram), Madu (180 gram-1 kg), dan Vanilla (350 gram-1 kg). Sedangkan LACTOGROW 4 tersedia dalam rasa Madu (750 gram-1 kg) dan Vanilla (750 gram-1 kg). Yuk, dukung tumbuh kembang anak dengan game edukasi anak LactoGo, dapatkan poinnya!
Sources
- Loose Stools: Causes, Treatment, Symptoms, and More. Retrieved on February 15, 2022 from https://www.healthline.com/health/loose-stools
- Types of poop: Appearance, color, and what is normal. Retrieved on February 15, 2022 from https://www.medicalnewstoday.com/articles/320938
- https://patient.info/childrens-health/acute-diarrhoea-in-children/toddlers-diarrhoea. Retrieved on February 15, 2022 from https://patient.info/childrens-health/acute-diarrhoea-in-children/toddlers-diarrhoea
- Diarrhoeal disease. Retrieved on February 28 from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease
- Benefits of Probiotics for Toddlers & Kids. Retrieved on February 15, 2022 from https://www.whattoexpect.com/toddler/eating-and-nutrition/probiotics-for-toddlers