Parenting Corner

Depresi Pasca Melahirkan: Mengatasi Rasa Sedih dan Cemas

09 May 2025

depresi pasca melahirkan

Depresi pasca melahirkan adalah kondisi yang cukup banyak ditemui pada perempuan usai melahirkan. Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KEMENPPPA), sekitar 25% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi pasca melahirkan yang berat. Sayangnya, tak banyak ibu yang baru menjalani persalinan menyadari bahwa mereka mengalami depresi.

Lalu apa sebenarnya depresi postpartum pasca melahirkan? Bagaimana gejala, penyebab, dan cara mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Depresi Pasca Melahirkan

Depresi pasca melahirkan adalah jenis depresi yang terjadi setelah seseorang melahirkan. Depresi biasanya terjadi enam pekan pertama usai melahirkan. Ibu yang mengalami gangguan kesehatan ini biasanya mengalami perubahan hormonal, fisik, emosional, sosial hingga finansial setelah melahirkan.

Perubahan tersebut dapat menimbulkan gejala depresi pasca melahirkan. Depresi postpartum bisa memicu rasa hampa pada perempuan setelah proses kelahiran bayi. Kondisi ini bisa bertahan lama dan berkepanjangan jika tak ditangani.

Gejala Depresi Pasca Melahirkan

Banyak ibu baru yang merasa sedih, menangis atau cemas pada pekan pertama setelah melahirkan. Hal ini sangat umum dan dianggap normal ketika berlangsung tidak lebih dari dua pekan usai melahirkan.

Namun jika gejalanya bertahan lebih lama, Moms mungkin sedang mengalami depresi pasca melahirkan. Tak jarang kondisi ini kerap diabaikan karena khawatir terlihat tidak bahagia usai menjadi ibu. Depresi pasca melahirkan sendiri dapat dimulai kapan saja pada tahun pertama setelah melahirkan.

Berikut ini beberapa gejala dalam depresi pasca melahirkan yang perlu Moms ketahui:

  • Kurang energi dan merasa lelah sepanjang waktu.
  • Merasa sedih dan suasana hati buruk terus-menerus.
  • Susah tidur saat malam dan mengantuk pada siang hari.
  • Kehilangan minat pada dunia yang lebih luas.
  • Menarik diri dari kontak dengan orang lain.
  • Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
  • Merasa sulit menjaga bayi dan diri sendiri, hingga muncul pemikiran ingin menyakiti diri sendiri atau bayi.

Baca Juga: Tanda-tanda Melahirkan Pembukaan 1 Hingga Persalinan

Penyebab Depresi Pasca Melahirkan

Tidak ada penyebab tunggal yang memicu depresi pasca melahirkan. Biasanya, depresi muncul karena beberapa penyebab yang dialami pasien. Berikut sejumlah penyebab depresi postpartum yang wajib Moms ketahui:

1. Problem Psikis

Memiliki bayi, terutama untuk yang kali pertama, sering kali menyebabkan ibu menjadi cemas dan tidak percaya diri. Perasaan yang berkepanjangan ini dapat menyebabkan ibu jatuh dalam depresi.

2. Perubahan Hormon

Terdapat perubahan hormon yang sangat besar dalam tubuh perempuan usai persalinan. Hal itu seperti estrogen, progesteron, dan tiroid. Hormon tiroid sendiri krusial dalam memicu mood swing usai melahirkan.

3. Kurang Tidur

Moms kemungkinan akan sulit mengelola masalah sekecil apapun apabila kurang tidur dan istirahat tidak cukup.

4. Citra Diri

Usai melahirkan, Moms mungkin merasa kurang menarik secara fisik, atau merasa telah kehilangan kendali atas hidup sendiri. Kondisi ini dapat berkontribusi pada depresi pasca melahirkan.

Tips Mengatasi Depresi Pasca Melahirkan

Bagaimana cara mengatasi postpartum pasca melahirkan? Depresi usai melahirkan akan lebih mudah disembuhkan jika diketahui sejak awal dan mendapatkan penanganan. Berikut sejumlah tips mengatasi postpartum yang dapat dilakukan Moms dan keluarga:

1. Menjalani gaya hidup sehat

Menjaga kesehatan dengan cara melakukan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, mengurangi stres, dan melakukan olahraga ringan ketika tubuh sudah mulai fit kembali.

2. Konseling dan konsumsi obat

Moms dapat menjalani konseling dengan dokter dan mengonsumsi obat antidepresan untuk mencegah terjadinya postpartum depression, baik pada saat hamil maupun usai melahirkan.

3. Menjalin komunikasi dengan keluarga

Moms juga dapat menjalin komunikasi yang baik, menyelesaikan masalah, atau berdamai dengan pasangan, keluarga, dan teman jika mempunyai masalah.

4. Bergantian menjaga anak

Moms juga dapat meminta bantuan suami, orangtua, atau kerabat dekat untuk bergantian mengurus Si Kecil bila merasa lelah.

5. Tetap menjalani hobi

Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal atau hobi yang disukai (me time) juga dapat membantu mengatasi depresi usai melahirkan.

6. Menjalani terapi oleh psikiater

Dukungan dari psikolog atau psikiater juga bisa didapatkan untuk menjaga kondisi mental Moms. Moms juga dapat mencurahkan unek-unek sehingga dapat ditemukan solusi untuk merawat si Kecil.

Itulah penjelasan mengenai depresi pasca melahirkan berikut gejala, penyebab, dan cara mengatasinya. Moms perlu tetap tenang ketika mengalami depresi dan jangan ragu untuk minta dukungan keluarga. Jika depresi berkepanjangan, jangan segan berkonsultasi dengan dokter atau psikiater ya, Moms!


Source:

Literature Review: Postpartum Depression. Dari Literature-Review-Depresi-Postpartum.pdf. Diakses pada 10 Desember 2024

Cleveland Clinic - Postpartum Depression. Dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9312-postpartum-depression. Diakses pada 14 Juli 2024

NHS - Overview Postnatal depression. Dari https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/post-natal-depression/overview/. Diakses pada 14 Juli 2024

Mayo Clinic - Postpartum depression. Dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617. Diakses pada 14 Juli 2024

Women's Health - Postpartum depression. Dari https://www.womenshealth.gov/mental-health/mental-health-conditions/postpartum-depression. Diakses pada 14 Juli 2024

Web MD - Postpartum Depression. Dari https://www.webmd.com/depression/postpartum-depression. Diakses pada 14 Juli 2024

Kemenkes RI - Perasaan Tidak Enak Setelah Melahirkan (Baby Blues Syndrome). Dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2719/perasaan-tidak-enak-setelah-melahirkan-baby-blues-syndrome. Diakses pada 14 Juli 2024




Bagikan : Facebook WhatsApp