Parenting Corner

Moms, Begini Penjelasan BAB Normal si Kecil Usia 0-1 Bulan

30 October 2025

Bagaimana BAB Normal Bayi Usia 0-1 Bulan?

Memperhatikan setiap perubahan pada bayi yang baru lahir sering membuat orang tua merasa was-was. Salah satunya saat melihat frekuensi BAB si Kecil yang sering, warna feses yang berubah-ubah, atau tekstur yang tidak seperti bayi lain. Padahal, BAB normal bayi usia 0–1 bulan memang punya pola yang unik dan bisa sangat berbeda dari anak usia lebih besar.

Supaya bisa lebih tenang menghadapi hal-hal tersebut, Moms perlu memahami seperti apa sebenarnya bentuk, warna, serta frekuensi BAB yang masih normal pada bayi usia 0–1 bulan.

Frekuensi BAB Normal Bayi 0-1 Bulan

Moms mungkin pernah bertanya-tanya, “BAB normal bayi usia 0–1 bulan berapa kali sehari?” Jawabannya: bisa sangat sering, dan itu wajar.

Pada masa awal kelahiran, sistem pencernaan bayi masih dalam tahap penyesuaian. Refleks di usus besar cukup aktif, sehingga setiap kali si Kecil menyusu, pencernaannya pun ikut bergerak. Akibatnya, bayi bisa BAB lebih dari lima kali sehari, bahkan hingga 10 kali dalam sehari.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif umumnya lebih sering BAB dibandingkan bayi yang diberi susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI lebih mudah dicerna, sehingga feses lebih cepat terbentuk. Seiring bertambahnya usia, frekuensi BAB akan berangsur berkurang dan mulai lebih teratur.

Tekstur BAB Normal Bayi Usia 0-1 Bulan

Selain frekuensi, tekstur feses juga bisa menjadi petunjuk apakah sistem pencernaan si Kecil berjalan normal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif biasanya memiliki feses yang lebih cair, kadang menyerupai bubur encer. Sementara itu, bayi yang mengonsumsi susu formula umumnya memiliki feses yang sedikit lebih padat, tetapi tetap lunak. Keduanya masih tergolong normal, kok, Moms.

Hal yang penting diperhatikan adalah kenyamanan si Kecil saat BAB. Feses dikatakan normal jika teksturnya cair, lembek, atau menyerupai pasta, dan tidak menyebabkan bayi kesulitan saat buang air besar. Namun, jika Moms melihat feses yang keras, kering, atau berbentuk bulat-bulat kecil seperti kotoran kambing, apalagi jika si Kecil tampak mengejan atau tidak nyaman, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.

Baca Juga: Mengenal Bentuk Feses Bayi: Warna dan Apa Saja yang Diwaspadai?

Warna Feses Normal Bayi 0-1 Bulan

Warna feses BAB normal bayi 0-1 bulan bisa sangat bervariasi, dan umumnya masih tergolong normal.

Di hari-hari pertama setelah lahir, si Kecil akan mengeluarkan feses pertamanya yang disebut mekonium. Keluarnya mekonium dalam 24-48 jam setelah lahir menunjukkan bahwa usus bayi baru lahir masih utuh dan paten. Penilaian ini penting untuk pemeriksaan awal bayi baru lahir. Kegagalan mengeluarkan mekonium lebih dari 48 jam pada bayi yang sudah cukup bulan dapat mengindikasikan adanya penyakit atau obstruksi usus bayi. 

Mekonium memiliki bentuk yang kental dan lengket, dengan warna hijau tua kehitaman. Warna ini muncul karena mekonium mengandung zat-zat yang tertelan bayi selama dalam kandungan, seperti cairan ketuban dan lendir. Ini adalah hal yang wajar dan menjadi tanda bahwa saluran cerna bayi mulai berfungsi dengan baik.

Setelah itu, saat bayi mulai menyusu, warna feses pun berubah. Bayi yang mendapat ASI eksklusif biasanya memiliki feses berwarna kuning mustard dengan tekstur lembek dan bau yang tidak tajam. Sementara itu, feses berwarna hijau atau cokelat juga sering muncul, terutama jika ada perubahan pola menyusu atau saat bayi mulai beralih ke susu formula. Warna bisa berubah dari hari ke hari, bahkan dalam satu hari, tergantung pada apa yang masuk ke tubuh bayi dan bagaimana tubuhnya memprosesnya.

Waspada Jika Warna Feses Bayi Seperti Ini!

Ada beberapa warna feses yang perlu diwaspadai. Jika feses si Kecil tampak putih, sangat pucat, merah terang, atau hitam pekat (selain mekonium di awal kelahiran), kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada saluran pencernaan atau organ lain, seperti hati. Apabila Moms melihat hal ini, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan. Lebih cepat Moms mengenali tanda-tanda yang tidak biasa, lebih mudah pula penanganan yang bisa diberikan untuk menjaga si Kecil tetap sehat.

Untuk mendapatkan dukungan, informasi yang tepat, dan teman berbagi selama perjalanan merawat si Kecil, Moms bisa bergabung dengan LACTOCLUB Community. Di komunitas ini, M terdapat berbagai macam artikel yang berisi informasi untuk dukung tumbuh aktif dan berpikir kreatif si Kecil. Moms dan Dads juga bisa dapet informasi terpercaya langsung dari expert di Parenting Journey. Yuk, gabung sekarang!

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

  1. Pup bayi newborn yang normal seperti apa?
    Pada hari-hari pertama setelah lahir, pup bayi biasanya berupa mekonium, yaitu feses berwarna hitam kehijauan dan lengket yang keluar dalam 24–48 jam pertama. Setelah beberapa hari, warna pup akan berubah menjadi hijau, kemudian kuning keemasan jika bayi mengonsumsi ASI, atau kuning kecokelatan jika mengonsumsi susu formula. Teksturnya umumnya lembek hingga agak cair, kadang terdapat butiran kecil seperti biji-bijian, dan baunya tidak terlalu menyengat. Perubahan ini adalah tanda bahwa sistem pencernaan bayi mulai berfungsi normal.
     
  2. Pup bayi yang tidak normal seperti apa?
    Pup bayi dianggap tidak normal jika warnanya mencurigakan, misalnya tetap hitam setelah empat hari kelahiran, berwarna merah yang menandakan adanya darah, atau putih dan abu-abu yang bisa mengindikasikan masalah pada hati. Tekstur yang sangat encer terus-menerus dapat menunjukkan diare, sedangkan pup yang keras dan sulit keluar bisa menjadi tanda sembelit. Jika kondisi ini disertai gejala lain seperti bayi tampak lemas, muntah, atau demam, segera konsultasikan ke tenaga medis.
     
  3. Berapa kali bayi newborn pup dalam sehari?
    Pada usia 0–6 minggu, bayi yang mengonsumsi ASI biasanya pup 2–5 kali per hari, bahkan bisa lebih sering, terutama setelah menyusu. Sementara itu, bayi yang mengonsumsi susu formula umumnya pup 1–4 kali per hari. Setelah melewati enam minggu, frekuensi pup dapat menurun menjadi sekali sehari atau bahkan beberapa hari sekali, selama bayi tampak sehat dan feses tetap lunak. Perbedaan ini normal dan bergantung pada pola makan serta perkembangan sistem pencernaan bayi.

Source:

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015, November 11). Tinja bayi normal atau tidak.https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1

Skelly, C. L., Zulfiqar, H., & Sankararaman, S. (2023, July 24). Meconium. In StatPearls. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542240/

Solasaari, T., Uusitalo, L., Hasunen, K., Huhtala, H., & Kaila, M. (2024, August). Bowel function in a prospective cohort of 1,052 healthy term infants up to 4 months of age. Acta Paediatrica. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38819500/




Bagikan : Facebook WhatsApp