Moms mungkin pernah merasa khawatir saat melihat BAB anak berlendir. Apalagi jika disertai perubahan tekstur dan warna yang tak biasa. Sedikit lendir pada BAB anak, umumnya tidak perlu dikhawatirkan, selama tidak disertai gejala lain.
Namun, jika lendir muncul dalam jumlah banyak dan terjadi berulang kali, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pencernaan lainnya yang perlu diperhatikan. Yuk cari tahu penyebab dan solusinya!
Apa penyebab BAB Anak berlendir?
Secara alami, usus memproduksi lendir yang berfungsi melapisi dinding usus, membantu proses pencernaan, serta mempermudah pengeluaran feses. Oleh karena itu, keberadaan lendir dalam BAB anak sebenarnya bisa merupakan hal yang normal.
Dalam banyak kasus, anak bisa mengeluarkan lendir saat buang air besar tanpa adanya kondisi medis yang mendasari. Lendir ini biasanya tampak seperti garis tipis, benang halus, atau kadang menyerupai jeli bening hingga kekuningan.
Namun, jika lendir muncul dalam jumlah banyak atau selama beberapa hari, kemungkinan ada masalah yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa penyebab BAB anak berlendir:
1. Infeksi
Infeksi akibat bakteri, virus, atau parasit bisa membuat usus iritasi dan meradang. Kondisi ini memicu produksi lendir berlebih dalam feses. Salah satu tanda paling umum adalah diare berlendir, yang kadang berwarna hijau dan bisa disertai darah(3).
2. Alergi dan Perubahan Pola Makan
Alergi makanan juga dapat menyebabkan peradangan pada saluran cerna, sehingga meningkatkan pengeluaran lendir pada BAB Si Kecil. Selain itu, BAB anak hijau berlendir juga bisa terjadi karena pengaruh makanan tertentu.
BAB anak warna hijau berlendir biasanya disebabkan oleh makanan atau camilan berwarna hijau seperti bayam atau kacang polong yang baru dikonsumsi Si Kecil. Kondisi ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan selama Si Kecil berperilaku seperti biasanya(4).
Baca Juga: Frekuensi BAB yang Termasuk dalam Diare
Dampak dari BAB Berlendir pada Kesehatan Anak
Meskipun dalam banyak kasus lendir dalam BAB anak bersifat normal dan tidak berbahaya, Moms tetap perlu waspada jika kondisi ini terjadi terus-menerus atau disertai dengan gejala lain. Pasalnya, lendir berlebih pada feses bisa menjadi sinyal adanya gangguan pada saluran cerna yang perlu ditangani. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan sejumlah dampak pada kesehatan Si Kecil.
Berikut beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
1. Risiko Dehidrasi
Jika lendir muncul bersamaan dengan diare, anak bisa kehilangan banyak cairan tubuh. Hal ini berisiko menyebabkan Si Kecil dehidrasi.
2. Gangguan Penyerapan Nutrisi
Lendir berlebih bisa menjadi tanda peradangan di saluran cerna. Jika berlangsung lama, hal ini dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi, kalsium, dan vitamin, yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang Si Kecil.
Kapan Moms Perlu Menghubungi Dokter?
Meskipun lendir pada BAB Si Kecil sering kali tidak berbahaya, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai.
- Lendir muncul terus-menerus selama beberapa hari
- Disertai gejala infeksi seperti demam, muntah, tidak mau makan atau minum.
- Anak tampak rewel, lemas, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil atau mulut kering.
- Terdapat darah dalam feses, atau BAB berwarna putih/abu-abu terang lebih dari dua kali.
- Warna BAB tampak aneh (selain hijau) lebih dari 24 jam, dan tidak membaik setelah 48 jam menghentikan makanan atau obat yang dicurigai sebagai pemicunya.
Cara Mencegah BAB Berlendir pada Anak
Untuk meminimalkan risiko munculnya lendir pada feses anak, beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan di rumah antara lain:
- Membiasakan Si Kecil mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet.
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah, termasuk kamar mandi, toilet, dan dapur.
- Mencuci buah dan sayur hingga bersih sebelum dikonsumsi.
- Memastikan makanan matang sempurna, terutama daging dan telur.
- Menjaga kebersihan peralatan makan dan memasak.
- Mencatat makanan baru yang dikonsumsi anak, agar lebih mudah mengenali jika muncul reaksi alergi atau intoleransi.
Moms adalah orang pertama yang bisa mengenali perubahan pada tubuh Si Kecil. Jadi, kalau ada hal yang terasa tidak biasa, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Untuk mendukung kebutuhan nutrisinya sehari-hari, Moms juga bisa memberikan LACTOGROW PRO. Lactogrow Pro adalah satu-satunya Susu Pertumbuhan yang mengandung probiotik Lactobacillus reuteri dan inulin yang bermanfaat untuk membantu menjaga keseimbangan flora usus dan mendukung kesehatan saluran cerna Si Kecil.
Pertanyaan Seputar BAB Anak Berlendir
- Pemeriksaan apa saja yang biasanya direkomendasikan dokter, dan kapan diperlukan?
Dokter dapat melakukan analisis feses (untuk mendeteksi lendir, darah, lemak, parasit), kultur bakteri, dan tes mikroskopis. Jika dicurigai ada peradangan atau infeksi, bisa ditambah tes darah atau endoskopi. Pemeriksaan ini disarankan bila lendir disertai gejala seperti demam, darah, diare berkepanjangan, atau penurunan berat badan.
- Apakah antibiotik, perubahan susu formula, atau probiotik memengaruhi BAB berlendir?
Antibiotik dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus sehingga memicu diare atau munculnya lendir. Selain itu, susu formula yang tidak sesuai, misalnya karena intoleransi laktosa, juga bisa menyebabkan iritasi pada saluran cerna dan meningkatkan produksi lendir. Sebaliknya, pemberian probiotik dan prebiotik terbukti membantu menyeimbangkan flora usus, mengurangi risiko diare, serta memperbaiki kondisi feses pada anak.
- Apakah ada perbedaan penanganan pada bayi <6 bulan dibandingkan anak >1 tahun?
Ya. Pada bayi, fokus utama adalah mencegah dehidrasi dan memastikan ASI tetap diberikan. Jika dicurigai alergi susu formula, dokter bisa menyarankan formula bebas laktosa. Anak >1 tahun bisa diberikan makanan padat yang mudah dicerna, cairan elektrolit, dan suplemen zinc bila diare. Jika gejala berat (lemas, tidak mau minum, darah di feses), segera ke dokter.
Source:
Villines, Z. (2025, June 3). Causes of Mucus In a Baby’s Poop. Retrieved June 15, 2025, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/325896#allergies-and-diet
Nall, R. (2025, June 10). Mucus In Baby Poop. Retrieved June 15, 2025, from (https://www.healthline.com/health/mucus-in-baby-poop#causes
Glinski, S. (2025, June 9). Toddler Poop Chart: The Ultimate Guide. Retrieved June 15, 2025, from https://cdhf.ca/en/toddler-poop-chart-the-ultimate-guide/
CHOC (2021, Desember 7). Your child’s poop: An Ultimate Guide. Retrieved June 15, 2025, from https://health.choc.org/your-childs-poop-an-ultimate-guide/
Artikel Terkait